Mountain View
WHAT'S NEW?
Loading...

Jika alien benar-benar ada, maka Saturnus dan Jupiter adalah tempat tinggal mereka. Hal ini disampaikan oleh para ahli dari Inggris.

Seperti yang dilansir oleh The Telegraph (16/4), pendapat ini adalah hasil dari analisis mendalam setelah keluarnya penelitian yang dilakukan oleh UK Centre for Astrobiology. Sebelumnya, UK Centre for
Astrobiology mencari tahu tentang keberadaan kehidupan di luar bumi.

Dari serangkaian penelitian ini, akhirnya disimpulkan bahwa bisa saja alien ini hidup di planet bersuhu sedingin es seperti Jupiter dan Saturnus. Alasannya, karena dengan suhu yang dingin ini akan terdapat cadangan air yang mampu menopang kehidupan organik.

Padahal, selama ini banyak yang beranggapan bahwa planet merah, Mars, merupakan sumber kehidupan kedua selain bumi. Hingga, penelitian untuk mencari tahu keberadaan kehidupan ini pun sampai dilakukan NASA dengan meluncurkan Curiosity Rovers.

Namun, dari hasil penelitian hingga saat ini, belum diketahui adanya tanda-tanda kehidupan di Mars. Inilah yang kemudian membuat para ahli memiliki pendapat lain tentang planet berpenghuni.

Apalagi, belum adanya penelitian sama sekali ke planet Saturnus dan Jupiter pun semakin menguatkan teori para ahli dari Inggris ini. "Bayangkan dalam 50 tahun kita sudah bisa ke sana (Saturnus dan Jupiter, red), dan menemukan tanda kehidupan. Berarti kita sudah beranggapan salah selama ini (dengan lebih memilih Mars untuk diteliti)," kata Dr Robert Pappalardo kepada BBC.

Dengan adanya analisis baru ini, para peneliti pun mengaku siap untuk melakukan penelitian lebih lanjut ke
Saturnus dan Jupiter. Mereka akan mencari tanda-tanda kehidupan di sana.
"Butuh air, panas, stabilitas,dan material organik untuk ke sana. Kami yakin Ganymede Callisto dan Europa mampu melaksanakannya,namun kita tidak akan tahu sebelum mencobanya," kata Professor Michelle

Docherty dari Imperial College.
Jika rencana ini berhasil, diperkirakan misi dengan nama JUICE ini akan meluncurkan roketnya pada 2022. Sementara dipastikan roket ini akan mencapai Jupiter pada 2030.

Sember : Merdeka
Editor : Deni

Di tahun 2012 lalu, masyarakat bumi juga menikmati pemandangan 'cincin api' atau gerhana matahari total. Kira-kira apa bedanya dengan gerhana matahari yang terjadi pagi ini?

Pada bulan Mei yang sama seperti tahun lalu, pemandangan gerhana matahari total pernah menghiasi langit bumi. Banyak orang dengan pelbagai cara ingin mencoba mengabadikan dan menyaksikan peristiwa angkasa tersebut.

Akan tetapi, untuk masalah penanggalannya, 'cincin api' yang muncul di tahun 2012 dan 2013 sedikit berbeda. Apabila di tahun 2012 gerhana matahari total 'model cincin' atau biasa disebutannular/annulus ini menampakkan diri pada pertengahan bulan, di tahun 2013 ini, gerhana matahari total terjadi sedikit di awal bulan atau tepatnya hari ini (10/05).

Namun, dari dua peristiwa tersebut, kira-kira lebih bagus mana gerhana matahari total 'model cincin' di tahun 2012 dan 2013 ini?

Menurut para pakar, gerhana matahari total di tahun 2012 dan 2013 ini dikategorikan annular solareclipse atau ketika bulan menutupi 'cakram' matahari.

Mengutip dari Space (09/05), para ahli mengatakan bahwa gerhana matahari yang terjadi di bulan Mei 2013 ini memiliki jarak yang mendekati titik terjauh dari bumi atau yang disebut apogee.

Dengan jarak seperti ini, maka bulan tidak akan menutupi seluruh permukaan matahari dan menyisakan lingkaran kecil yang disebut juga Ring of Fire atau cincin api.

Namun, apabila melihat hasil foto gerhana matahari yang terjadi di Australia pagi tadi, nampaknya peristiwa ini lebih layak disebut total solar eclipse daripada annual solar eclipse, karena bulan menutupi seluruh permukaan matahari dan menyisakan bias sinarnya saja.


Gerhana matahari Mei 2013

Walaupun berbeda dan boleh dikatakan lebih bagus dari tahun kemarin, namun tetap saja, banyak orang yang menanti kehadiran peristiwa tersebut dan mengabadikannya dengan gadget mereka.

Sember : Merdeka
Editor : Deni
Gerhana matahari total yang terjadi selama dua menit memuaskan ribuan orang yang berkumpul di pantai negara Australia.


Bulan melewati matahari saat terjadi gerhana matahari total di Palm Grove di Kota Cairns, Australia (14/11).


Sember : Merdeka
Editor : Deni

Di bulan Mei ini, setelah gerhana matahari cincin api 'berpose' untuk hibur manusia di bumi, sebuah ancaman besar sedang menuju ke planet ini di akhir bulan.

Menurut para ahli astronomi, di tanggal 31 Mei nanti, akan ada sebuah asteroid dalam ukuran yang amat sangat besar akan melesat menuju bumi. Asteroid yang diperkirakan memiliki ukuran seluas 1,7 mil atau setara dengan panjang jembatan Golden Gate, AMerika Serikat, sedang bergerak perlahan ke arah planet ini.

Namun, seperti yang dituliskan TheVerge (16/05), pihak NASA mengatakan bahwa manusia di bumi tidak perlu khawatir akan hal ini karena asteroid raksasa itu hanya akan melintasi bumi dan tidak berbahaya.



Diprediksikan, ketika asteroid tersebut melintas, jaraknya dengan bumi sekitar 3,6 juta mil atau sekitar 15 kali jarak antara bumi dan bulan.

Sebenarnya, NASA telah mengetahui pergerakan asteroid yang bernama 1998 QE2 ini sejak beberapa tahun lalu. Oleh karenanya, mereka akan terus mengawasi pergerakannya.

Walaupun sangat besar, namun menurut NASA, asteroid ini tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang atau juga dengan menggunakan teleskop biasa. 1998 QE2 ini adalah asteroid langka yang akan kembali melintasi bumi sekitar 200 tahun lagi.



Sember : Merdeka
Editor : Deni

Selain gerhana matahari yang terjadi beberapa hari lalu, bumi akan disambangi sebuah fenomena alam lagi dalam beberapa hari ke depan. kali ini, gerhana bulan penumbra adalah fenomena yang akan terjadi.
Seperti yang dilansir oleh The News (21/5), hal ini bisa dikonfirmasi secara langsung kebenarannya setelah Departemen Meteorologi Karachi, Pakistan mengeluarkan pernyataannya. Dikatakan, bahwa kejadian ini akan terlihat pada 25 Mei mendatang.
Gerhana ini sendiri diperkirakan tak akan terlihat di semua negara. Hanya Afrika Barat dan Amerika saja yang bisa menikmati pemandangan alam ini.
Selain itu, perlu usaha khusus untuk melihat kejadian ini. Dipastikan, gerhana penumbra ini tak akan terlihat oleh kasat mata.
Menurut Wikipedia, penumbra adalah bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana atau terjadinya bayangan pada benda gelap (tidak tembus pandang) dari bulan. Di saat ini, akan terlihat bias cahaya matahari yang tertutupi oleh bulan di langit malam.


Sember : Merdeka
Editor : Deni

Pada bulan Maret 2012 lalu, ada kolaborasi unik di langit antara bulan, Venus dan Jupiter. Kini, kolaborasi tersebut akan dimulai lagi dengan 'lakon' sedikit berbeda.

Sebuah kolaborasi 3 planet di angkasa yang kemungkinan dapat dilihat dari bumi apabila langit tidak tertutup awan diperkirakan akan dimulai sekitar tanggal 24 Mei waktu Amerika Serikat atau 25 Mei waktu Indonesia dan sekitarnya dan rentetannya akan berakhir sampai tanggal 31 Mei mendatang.

Dikutip dari Cnet (23/05), kolaborasi tiga planet ini muncul setiap 2 tahun sekali. Jadi apabila masih diberikan umur panjang, 'pemirsa' dansa 3 planet atau juga disebut Dance of the Planets ini baru dapat melihatnya kembali sekitar tahun 2015 mendatang.

Menurut penjelasan para ahli, karena konjungsi dari ketiganya sangat terang, maka tanpa harus menggunakan teleskop atau perangkat untuk melihat bintang sejenisnya, manusia di bumi dapat melihatnya dengan mata secara langsung. Dengan catatan, langit harus tanpa awan atau mendung.

Jarak Venus, Merkurius dan Jupiter ini akan semakin dekat satu dengan lainnya terjadi sekitar tanggal 28 atau 29 mei nanti. Pada tanggal 31 Mei, ketiga planet tersebut akan mengakhiri 'dansa' mereka dan berpisah.

Menurut perkiraan, waktu yang tepat untuk melihat ketiga planet yang terlihat seperti berdekatan tersebut adalah sekitar 45 menit setelah matahari terbenam ke arah belahan bumi sebelah utara.

Walaupun memiliki durasi 2 tahun sekali, namun seperti yang dituliskan di Earth Sky (20/05), Dance of the Planets tahun ini tergolong langka karena jarak ketiganya benar-benar terlihat sangat dekat antara satu dengan lainnya dan akan kembali terjadi pada tahun 2021 mendatang.

Setelah beberapa bulan yang lalu, langit diwarnai dengan kemunculan Venus dan Jupiter, pada tanggal 13 Maret kemarin, kedua planet ini juga saling berdekatan. Dalam bulan Maret ini, dua planet tersebut semakin nampak 'intim' dengan sama-sama menampilkan warna kebesaran mereka. Nampaknya, pada tanggal 25 dan 26 Maret mendatang merupakan 'konser kolaborasi' antara Venus, Jupiter, dan bulan.

Ketiga benda langit ini sering menampakkan eksistensinya di langit sebelah barat hampir bersamaan dengan waktu sunset atau tenggelamnya matahari. Menurut perhitungan para angkasawan, jarak bulan dengan bumi sekitar 248.000 mil atau 400.000 kilometer, sedangkan Venus memiliki jarak 67 juta mil atau 533 juta kilometer dari bumi, dan Jupiter berjarak 108 juta mil atau 861 juta. 

Pada tanggal 25 dan 26 Maret, bulan akan memperlihatkan sisi sabitnya (crescent), dan tiga derajat sebelah kanan bulan akan nampak planet Jupiter, sedangkan Venus akan berada sedikit di bawah 10 derajat di antara keduanya. Pemandangan 'trio artis' langit bulan Maret ini akan dimulai sekitar pukul sembilan malam. Setelah tanggal 24 April, Jupiter akan mengakhiri 'pertunjukannya' di langit. Pada tanggal tersebut, Jupiter akan muncul selama 90 menit dan warnanya akan terlihat semakin memudar dibanding warna Venus dan bulan. Jupiter akan muncul lagi pada akhir bulan Juni 2012.

Pada tanggal yang sama, Venus akan lebih mendominasi dalam hal warna. Venus akan terlihat lebih terang benderang apalagi empat jam setelah sunset. Seperti yang ditulis oleh MSN.com, selain mendominasi warna Jupiter, warna Venus juga akan mendominasi bahkan cenderung menyerupai warna bulan yaitu putih keperakan. Donna Summer - seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu gospel (lagu pujian gereja) dari Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, menyebut berakhirnya kolaborasi tiga benda langit ini dengan nama "The Last Dance".


Sember : Merdeka
Editor : Deni

Selain dengan Venus, rupanya bulan juga mempunyai 'teman' lain di minggu ini. 'Teman' yang dimaksud ini adalah Jupiter, planet terbesar dalam sistem tata surya kita.
Fenomena ini akan terlihat dengan baik pada Sabtu atau Minggu malam. Lagi-lagi, tempat terbaik untuk melihatnya adalah di bumi bagian barat.
Bulan sendiri akan menampakkan fase sabit. Posisi bulan akan berada di kanan bawah dari Jupiter.


Sember : Merdeka
Editor : Deni